BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diantara karunia allah SWT yang paling
besar bagi manusia adalah kemampuan
berbicara. Kemampuan berbicara inilah yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya.
Jauh sebelum lambang-lambang tulisan
digunakan, manusia telah menggunakan berbicara sebagai alat komunikasi.
Berbicara sendiri memiliki beberapa kelebihan seperti : Berbicara lebih akrab,
lebih pribadi, dan lebih manusiawi. Maka tidak heran kalau ilmu berbicara telah
dan sedang menjadi perhatian manusia.
Kemampuan berbicara sendiri bisa merupakan
bakat. Tetapi kepaduan berbicara yang baik memerlukan latihan. Retorika sebagai
ilmu berbicara sebenarnya diperlukan setiap manusia. Menurut Aristoteles
seorang filsuf yang terkenal mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang keterampilan menemukan secara
persuatif dan objek suatu kasus. Pengetahuan mengenai ilmu atau teori berbicara
akan sangat bermanfaat dalam menjunjung
kemahiran serta keberhasilan seni atau praktik berbicara.
Atas dasar penjelasan diatas kami mencoba
untuk membahas dan mempelajari masalah tentang RETORIKA.
1.2
Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembaca untuk memahami
isi makalah ini, penulis mencoba mengelompokan uaraian-uraian dalam makalah ini
menjadi beberapa garis besar yang pada initnya membahas :
1. Pengertian
Retorika
2. Sejarah
Retorika
3. Gaya
Bahasa Retorika
4. Prinsip-Prinsip
Dasar Retorika
5. Pembagian
Retorika
6. Retorika
Dalam Pendidikan
7. Hubungan
Retorika Dengan Pidato
8. Manfaat
Retorik
1.3
Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui
Dan Memahami Tentang Retorika
2. Menambah
Wawasan Dan Pengetahuan
3. Memperbaiki
Cara Bicara Didalam Kehidupan Sehari-hari
4. Menjadi
Bahan Bacaan Yang Menarik Dan Bermanfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Retorika
Kata Retorika berasal dari bahasa Yunani “RHETOR” atau bahasa
Inggris “ORATOR” yang berarti “kemahiran dalam berbicara dihadapan umum”. I
Gusti Ngurah Oka memberikan definisi
sebagai berikut “Ilmu yang mengajarkan tindak dan usaha yang untuk dalam
persiapan, kerjasama, serta kedamaian ditengah masyarakat”. Dengan demikian termasuk dalam cakupan
pengertian Retorika adalah “Kemahiran dan
kelancaran berbicara, Kemampuan
memproduksi gagasan, Kemampuan
mensosialisasikan sehingga mampu mempengaruhi audience. Dari cakupan pengertian diatas, maka ada dua hal
yang perlu ditarik dandiperhatikan,
yaitu kemahiran atau seni dan ilmu. Retorika sebagai kemahiran atau seni
yang sudah pasti mengandung unsur bakat (nativisme). Kemudian retorika sebagai
ilmu akan mengandung unsur pengalaman
(empirisme) yang biasa digali, dipelajari dan diinventarisasikan. Hanya
sedikit perbedaan bagi mereka yang sudah mempunyai bakat akan berkembang lebih cepat, sedangkan bagi yang tidak
mempunyai bakat akan berjalandengan lamban.
2.2
Sejarah Retorika
2.2.1 Zaman Yunani
Para
ahli komunikasi berpendapat bahwa retorika sudah ada sejak manusia ada. Tetpai
retorika sebagai seni komunikasi mulai di pelajari pada abad ke-5 SM, ketika
kaum sofis di yunani mengembara dari satu tempat ketempat yang lain untuk
mengajarkan pengetahuan mengenai politik dan pemerintahan dengan penekanan pada
kemampuan berpidato.
Kaum sofis berpendapat bahwa manusia
adalah makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Tokoh aliran Sofisme
sekaligus sebagai guru Retorika yang pertama adalah Georgias (480-370).
Georgias menyatakan bahwa kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan jika
tercapai kemenangan dalam pembicaraan.
Peranan retorika dapat dilihat dalam
demokrasi yaitu seorang tokoh yang terkenal orator bernama Demmosthenes
(384-332) pada zaman yunani sangat termashur disebabkan kegigihannya
mempertahankan kemerdekaan Athena dari ancaman Raja Philippus dari Macedonia.
Menurut
Aristoteles seorang filsuf yang
terkenal mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan retorika adalah ilmu yang
mengajarkan orang keterampilan menemukan secara persuatif dan objek suatu
kasus. Pengetahuan mengenai ilmu atau teori berbicara akan sangat
bermanfaat dalam menjunjung kemahiran
serta keberhasilan seni atau praktik berbicara.
2.2.2 Zaman Romawi Kuno
Marcus Tulis (106-43 SM) adalah
pengembang retorika yang terkenal karena suaranya dan bukunya yang berjudul de Orator. Sebagai orator yang ulung.
Cicero mempunyai suara yang berat mengalun pada suatu saat keras menggema di
waktu lain merayu bahkan kadang-kadang pidatonya disertai cucuran air mata.
Sebagai seorang tokoh Retorika, cicero
meningkatkan kecakapan retorika menjadi suatu ilmu. Cicero berpendapat bahwa
retorika mempunyai tujuan pokok yang bersifat suasio (anjuran) dan dissuasio
(penolakan). Panduan dari kedua sifat itu di jumpai terutama dalam pidato
peradilan dimuka senat Roma. Pada saat itu tujuan pidato di muka pengadilan
adalah untuk menyadarkan publik tentang
hal-hal yang menyangkut kepentingan rakyat. Perundangan negara, dan keputusan
yang akan di ambil. Hal ini menurut cicero hanya dapat di capai dengan
menggunakan teknik dissuasio apabila terdapat kekeliruan atau pelanggaran dalam
hubungannya dengan undnag-undang. Atau susio jika akan mengajak masyarakat
untuk mematuhi undang-undang dan keadilan.
2.2.3 Zaman Modern
Munculnya
tokoh-tokoh yang dikenal sebagai orator kenamaan pada abad ke-17 di eropa
seperti Oliver Cromwell dan Lord Bollingbroke. Cromwell adalah tokoh termanshur
dalam pertengahan abad ke-17. Retorika biasanya berkembang pada masa-masa
krisis. Demikian pila kemunculan Cromwell di inggris itu. Dalam mengajarkan
teknik retorika Cromwell mengatakan bahwa melaksanakan retorika harus :
1. Mengulang
hal-hal yang penting
2. Menyesuiakan
diri dengan sikap lawan
3. Bila
perlu tidak meninggung persoalan
4. Membiarkan
orang-orang menarik kesimpulan sendiri-sendiri
5. Menunggu
reaksi
Tokoh
retorika lain di inggris adalah Henry Bolingbroke mengatakan bahwa bila
kekuasaan politik berlandaskan kekuatan fisik maka retorika kekuatan mental.
Pada
abad ke-20 orator terkenal di inggris adalah Sir Wiston Chur-chil pada saat
dunia berkecamuk. Churcill terkenal karena keberhasilannya dalam menggerakkan
bangsa inggris yang mula-mula anti perang untuk melawan Nazi jerman sehingga
terbangkitlah keberanian rakyat inggris.
Ahli
retorika jerman yaitu Adolf Hitler yang berhasil memukau rakyat jerman sehingga
bersedia melakukan apapun juga. Resep Hitler dalam retorikanya adalah
mengunggulkan diri sendiri, membusukkan dan menakut-nakuti lawan kemudian
menghancurkannya. Hakikat retorika Hitler adalah senjata psikis untuk
memelihara massa dalam keadaan operbudakan psikis.
Sedangkan
orator yang dianggap mimbrawan terbesar pada abad ke-20 adalah jeans jaures
dari Prancis. Jika juares berpidato para pendengarnya lantas mendapatkan
perasaan cinta akan semua manusia seolah-olah akan memeluk setiap manusia.
2.3
Gaya Bahasa Retorika
1.
Metafora (menerangkan sesuatu yang sebelumnya tidak
dikenal dengan mengidentifikasikannya
dengan sesuatu yang dapat disadari secara langsung, jelas dan dikenal, tamsil).
2.
Monopoli Semantik (penafsir tunggal yang memaksakan kehendak
atas teks yang multi-interpretatif).
3.
Fantasy Themes (tema-tema yang dimunculkan oleh penggunaan
kata atau istilah yang bisa memukau
khalayak).
4.
Labelling (penjulukan audiens diarahkan untuk
menyalahkan orang lain).
5.
Kreasi Citra (mencitrakan positif pada satu pihak, biasanya
si subjek yang berbicara).
6.
Kata Topeng (kosa kata untuk mengaburkan makna harfiahnya
atau realitas sesungguhnya).
7.
Kategorisasi (menyudutkan pihak lain atau skenario
menghadapi musuh yang terlalu kuat, dengan memecah-belah kelompok lawan).
8.
Gobbledygook (menggunakan kata berbelit-belit, abstrak dan
tidak secara langsung menunjuk kepada tema, jawaban normatif).
9.
Apostrof (pengalihan amanat dengan menggunakan proses, kondisi, pihak
lain yang tidak hadir sebagai kambing hitam yang bertanggung jawab kepada suatu
masalah).
2.4 Prinsip-Prinsip
Dasar Retorika
Retorika
atau ilmu komunikasi adalah cara pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan
pada suatu pengetahuan atau metode yang teratur atau baik. Berpidato, ceramah,
khutbah juga termasuk kajian retorika. Cara-cara mempergunakan bahasa dalam
bentuk retorika seperti pidato tidak hanya mencakup aspek-aspek kebahasaan saja
tetapi juga mencakup aspek-aspek lain yang berupa penyusunan masalah yang akan
digarap dalam suatu susunan yang teratur dan logis adanya fakta-fakta yang
meyakinkan mengenai kebenaran masalah itu untuk menunjang pendirian pembicara.
Oleh karena itu suatu
bentuk komunikasi yang ingin disampaikan secara efektif dan efisien akan lebih
ditekankan pada kemampuan berbahasa secara lisan. Suatu komunikasi akan tetap
bertitik tolak dari beberapa macam prinsip.
Prinsip-Prinsip Dasar Retorika :
1.
Penguasaan secara aktif sejumlah kosa kata bahasa yang
dikuasainya. Semakin besar jumlah kosa kata yang dikuasai secara aktif semakin
besar kemampuan memilih kata-kata yang tepat dan sesuai untuk menyampaikan
pikiran.
2.
Penguasaan secara aktif kaidah-kaidah ketatabahasaan yang
memungkinkan pembicara menggunakan bermacam-macam bentuk kata dengan nuansa dan
konotasi yang berbeda-beda.
3.
Mengenal dan menguasai bermacam-macam gaya bahasa dan mampu
menciptakan gaya bahasa yang hidup dan baru untuk lebih menarik perhatian
pendengar dan lebih memudahkan penyampaian pikiran pembicara.
4.
Memiliki kemampuan penalaran yang baik sehingga pikiran
pembicara dapat disajikan dalam suatu urutan yang teratur dan logis.
Bagi calon pemimpin, pengetahuan tentang
Retorika sangatlah penting. Setiap calon pemimpin selain ia harus berwawasan yang
luas juga dituntut harus mempunyai keterampilan berkomunikasi atau berbicara
yang baik. Keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui latihan yang
sistematis, terarah dan berkesinambungan. Tanpa latihan, kepasihan berbicara
atau pidato tidak dapat tercapai. Disamping itu, calon pemimpin juga harus
mengetahui ciri-ciri pembicara yang ideal. Pengetahuan tentang ciri-ciri pembicara
yang baik sangat bermanfaat bagi mereka yang sudah tergolong pembicara yang
kurang baik dan bagi pembicara dalam tarap belajar.
2.5 Pembagian Retorika
Retorika adalah bagian
dari ilmu bahsa (Linguistik), khususnya ilmu bina bicara (Sprecherziehung).
Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara mencakup :
1.
Monologika
Monologika adalah ilmu
tentang seni berbicara secara monolog. Di mana hanya seorang yang berbicara.
Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah pidato, kata sambutan,
kuliah, makalah, ceramah dan deklamasi.
2.
Dialogika
Dialogika adalah ilmu
tentang seni berbicara secara dialog. Di mana dua orang atau lebih berbicara
atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang
penting adalah diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.
3.
Pembinaan Teknik
Bicara
Efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada
teknik bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena itu
pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam
bagian ini lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernafas. Teknik mengucap,
bina suara, teknik membaca dan bercerita.
4.
Alasan Untuk
Mempelajari Retorika
Didalam masyarakat
umumnya dicari para pemimpin atau orang-orang berpengaruh, yang memiliki
kepandaian didalam hal berbicara. Juga dibidang-bidang lain seperti
perindustrian, perekonomian dan bidang sosial. Kepandaian berbicara atau
keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif sangat diandalkan.
Dalam sejarah dunia
justru kepadaian berbicara atau berpidato merupakan instrument utama untuk
mempengaruhi massa. Bahasa dipergunakan untuk meyakinkan orang lain.
Pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang memadai akan membawa
keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang-bidang dibawah ini :
a.
Kemampuan Pribadi
Menguasai ilmu
retorika dan keterampilan dalam mempergunakan bahasa secara tepat, dapat
meningkatkan kemampuan pribadi orang yang bersangkutan.
Keuntungan-keuntungannya antara lain :
Ø Rasa tertekan, tegang,
takut dan cemas di depan public dapat dikurangi atau dilenyapkan.
Ø Kesadaran dan
kepercayaan terhadap diri dapat semakin bertambah.
Ø Artikulasi dalam
mengucapkan kata-kata menjadi lebih jelas.
Ø Dapat memperluas
perbendaharaan kata.
Ø Dapat menjadi lebih
terampil dan cekatan dalam mengemukakan dan mempertahankan pendapat atau ide.
b.
Keberhasilan Pribadi
Orang yang menguasai ilmu retorika dan
terampil dalam memepergunakan bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam
hidupnya, antara lain :
Ø Mengalami kemudahan
dalam proses berkomunikasi.
Ø Pengertian terhadap
orang lain semakin terbina.
Ø Dapat terbina sikap
batin yang positif terhadap sesama dan dunia sekitar, yang dapat memperbesar
sukses dalam hidup dan karyanya.
Ø Memperoleh kemungkinan
lebih besar untuk menanam pengaruh.
Ø Dapat berhasil dalam
usaha-usaha pribadi.
c.
Tugas Jabatan
Dalam membangun suatu tugas atau jabatan, penguasaan
ilmu retorika dapat memberi keuntungan-keutungan sebagai berikut :
Ø Dapat mengemukakan
pikiran secara singkat, jelas tetapi padat, sehingga mempermudah dalam
meyakinkan orang lain.
Ø Dapat membina relasi
yang menguntungkan dengan organisasi, perusahaan, institusi atau partai-partai
politik.
Ø Memperkecil
kemungkinan kesalahan komunikasi.
Ø Memperluas
pengetahuan, khususnya mengenai sumber-sumber informasi.
Ø Membantu dalam
memperluas orientasi dan wawasan pribadi.
d.
Kehidupan Pada Umumnya
Secara umum penguasaan
ilmu retorika dapat mendatangkan keuntungan-keuntungan seperti berikut :
Ø Menjadi lebih lincah
dalam pergaulan dan komunikasi antar manusia.
Ø Memberi kesempatan dan
kemungkinan untuk mengontrol diri.
Ø Dalam proses
komunikasi yang sering orang dapat menjadi semakin terbuka terhadap diri
sendiri dan orang lain.
2.6 Retorika Dan Pendidikan
Retorika dapat
dimanfaatkan secara terencana, maksudnya secara sadar diarahkan ke suatu tujuan
yang jelas. Dalam hal ini pembicara banyak berpegang pada prinsip-prinsip yang
digariskan oleh para ahli retorika. Pemanfaatan retorika terencana ini misalnya
dalam bidang politik, bidang usaha, karyawan bahasa, bidang kesenian, dan
bidang pendidikan.
Dalam bidang
pendidikan para pendidik dalam tugasnya sadar atau tidak banyak terlibat dengan
retorika. Keterlibatan ini tampak dari usaha memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.
Misalnya bahan pelajaran yang bagaimanakah yang diperlukan anak didik?
Bagaimana cara menyajikan agar anak didik tertarik? Pemanfaatan retorika secara
terarah tampak lebih menonjol pada proses pengajaran dalam kelas. Dalam proses
ini guru berusaha menerapkan prinsip-prinsip pendidikan yang telah dipelajari
sebelumnya. Penerapan ini biasanya sesuai dengan jenis pelajaran yang
disajikan, kondisi anak didik, situasi sekolah, keadaan ekonomi politik dan
sosial yang sedang berlangsung. Misalnya pemakaian bahasa, pemakaian peraga
hendaknya disesuaikan dengan anak didik dan kemampuannya. Semua usaha yang
direncanakan ini merupakan proses penerapan retorika baik dilakukan secara
sadar maupun tidak.
Pengajaran
yang tidak memanfaatkan retorika, dapat menimbulkan kebosanan sehingga
perhatian anak didik tidak terfokus pada bahan yang disajikan. Dengan demikian
sulit bagi anak didik untuk menghasilkan seperti apa yang diharapkan oleh
pendidik. Oleh sebab itu sebaiknya para pendidik memanfaatkan retorika dalam
proses belajar mengajar. Guru yang baik dalam memanfaatkan retorika dalam mendidik
akan disenangi oleh anak didiknya dan dilain pihak mereka akan berhasil sebagai
seorang pendidik.
2.7 Retorika Dalam Pidato
2.7.1
Pengertian Pidato
Pidato
adalah suatu bentuk perbuatan berbicara di depan umum atau orang dalam situasi
tertentu, untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu pula.
Tahap persiapan piadato yaitu:
1. Memilih topik dan tujuan
Sebelum
kita berpidato kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang akan kita
sampaikan dan tingkah laku apa yang akan diharapkan dari khalayak kita. Dengan
singkat kita memerlukan pokok bahasan (topik) dan tujuan.
2. Mengembangkan
bahasan
Apabila
topik yang baik sudah ditemukan, kita memerlukan keterangan untuk menunjang
topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan untuk
memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya tarik dan mempermudah
pengertian.
Sesuai dengan cara yang dilakukan waktu
persiapan, dapat dikemukakan empat macam pidato:
a.
Pidato Impromtu
b.
Pidato Manuskrip
c.
Pidato Memoriter
d.
Pidato Ekstempore
Impromtu
apabila kita menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan
pidato, pidato yang kita lakukan disebut impomtu. Bagi juru pidato yang
berpengalaman impromtu memiliki beberapa keuntungan yaitu:
Ø Impromtu
lebih dapat mengungkapkan perasaan berbicara yang sebenarnya, karena pembicara
tidak dapat memikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikan.
Ø Gagasan
dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
Ø Impromtu
lebih memungkinkan kita terus berpikir.
Sedangkan kerugian dari pidato impromtu
yaitu:
Ø Impromtu
dapat menimbulkan kerugian yang mentah.
Ø Impromtu
mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancar.
Ø Gagasan
yang disampaikan bisa “acak-acakan” dan ngawur.
Ø Karena
tidak adanya persiapan, kemungkinan “demam panggung” besar sekali.
Manuskrip
juga disebut dengan pidato naskah. Juru pidato membacakan naskah dari awal
sampai akhir. Disini tidak berlaku istilah “menyampaikan pidato”, tetapi “
membacakan pidato”. Manuskrip diperlukan oleh kelompok nasional, sebab
kesalahan kata dapat menimbulkan kekacauan dan berakibat jelek bagi pembicara. Keuntungan
pidato manuskrip adalah sebagai berikut:
1.
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
sehingga dapat mnyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang.
2.
Pernyataan dapat dihemat.
3.
Kefasihan berbicara dapat dicapai karena
kata-kata sudah disiapkan.
4.
Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat
dihindari.
5.
Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Ditinjau
dari proses komunikasi, kerugiannya cukup berat yaitu :
1.
Komunikasi pendengar akan berkurang karena
pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka.
2.
Pembicara tidak dapat melihat pendengar
dengan baik.
3.
Umpan balik dari pendengar tidak dapat
mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan.
4.
Pembuatannya lebih lama dan sekedar
menyiapkan garis-garis besarnya (outline).
Memoriter
adalah Pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata. Seperti manuskrip,
memoriter memungkinkan ungkapan yang tepat, organisasi yang berencana,
pemilihan bahasa yang teliti, gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan
uraian.
Ekstempore
adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh juru
pidato yang mahir. Pidato sudah dipersiapkan sebelumnya berupa out-line (garis
besar) dan pokok-okok penunjang pembahasan (supporting points). Tetapi
pembicara tidak mengingat kata demi kata.
Keuntungan pidato ekstempore yaitu :
1.
Komunikasi pendengar dengan pembicara lebih
baik.
2. Pesan
dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajian lebih
spontan.
Kerugian dari pidato ekstempore yaitu :
1.
Persiapan kurang baik apabila diburu-buru.
2.
Pemilihan bahasa yang jelek.
3.
Kefasihan yang terhambat karena kesukaran
pemilihan kata dengan segera.
4.
Kemungkinan menyimpang dari out-line, dan
5. Tidak
dapat dijadikan bahan penerbitan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Retorika dari bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr,
orator, teacher adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk
menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen
(logo). Sedangkan menurut Aristoteles retorika adalah ilmu yang
mengajarkan orang keterampilan menemukan secara persuatif dan objektif suatu
kasus. Pada zaman Renaisance timbul dua aliran yaitu aliran humanisme dan
ramisme. Retorika mencakup dua aspek yaitu, jalinan kata-kata dan pembawaan
piadato dengan bahasa lisan maupun tulisan. Dengan demikian retorika mulai dari
seni berbahasa lisan (pidato) ke seni berbahasa tulis. Pidato
ialah suatu bentuk perbuatan berbicara di depan umum atau orang dalam
situasi tertentu, untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu
pula.Tahap persiapan pidato yaitu memilih topik dan tujuan serta mengembangkan
bahasan. Sedangkan jenis-jenis pidato ialah impromtu, manuskrip, memoriter, dan
ekstemporer.
Sejak ribuan tahun terbukti banyak orang
menjadi ahli pidato karena mempelajari teknik berbicara dan tekun melakukan
latihan berbicara. Mempelajari retorika membangun orang untuk menjadi pemimpin
dan dalam proses komunikasi. Menguasai teknik dan seni berbicara tergantung dari
usaha untuk mengembangkan kemampuan itu dan berusaha secara optimal untuk
melatih diri.
Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa
(Linguistik) khususnya ilmu bina bicara (Precherziehung). Retorika sebagai
bagian dari ilmu bina bicara yang mencakup : Monologika, Dialogika, Pembinaan
Teknik Bicara.
Pengetahuan tentang retorika dan ilmu
komunikasi yang memadai akan membawa keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam
bidang-bidang seperti : Kemampuan
Pribadi, Keberhasilan Pribadi, Tugas Dan Jabatan, dan Kehidupan pada umumnya.
Sejarah retorika terbagi atas tiga periode zaman yaitu : Zaman Yunani, Zaman
Romawi, Zaman Modern.
Retorika Zaman Yunani dipelopori oleh
Georgias. Georgias berasal dari kaum sofis yang menganggap bahwa manusia adalah
“makhluk yang berpengetahuan dan Berkemauan”. Pada zaman Romawi terkenal tokoh
orator yang memiliki suara dan bukunya yang berjudul “de Orator”.
Uraian singkat diatas
kiranya telah cukup untuk dijadikan bahan pegangan dan pelajaran dalam rangka
memahami Retorika dihadapan umum, segaligus dapat disimpulkan bahwa :
a. Kemahiran
berbicara dihadapan umum dapat dipelajari sebagaimana ilmu
pengetahuan asalkan disertai dengan latihan-latihan, walaupun unsur nativisme
(bakat) ikut menunjang.
b. Semua
pedoman diatas pada akhirnya kembali kepada para penutur itu sendiri untuk diolah,
divariasikan denganberbagai cara sesuai dengan pengalaman-pengalamanyang
diperolehnya.
c. Kunci suksesnya
terpantul kembali pada pribadi pembicara. Apabila pembicara adalah orang
yang telah Mempunyai reputasi baik, pandangannya, loyalitas, integritas
dan semangatnya serta sifat sifat lain yang terpercaya maka jaminan kesuksesan
pembicara untuk mempengaruhi orang lain atau mereka yang diajak berbicara.
Sukses dalam mempengaruhi dengan jalan pendekatan persuasi agar yang diajak
bicara, tertarik, faham kemudian tergerak pada tindakan yang dikehendaki.
3.2
Saran
Setelah
memaparkan dan mempelajari materi yang dibahas didalam makalah ini yang
berjudul “RETORIKA” para penulis dapat menyimpulkan pendapat. Oleh sebab itu
disini para penulis ingin menyampaikan beberapa pendapat atau saran kepada
mahasiswa khususnya kami selaku penulis makalah ini dan juga kepada seluruh
para pembaca bahwa kita sebagai makhluk paling sempurna yang diberikan akal dan
pikiran yang dilengkapi dengan mulut sehingga kita dapat berbicara dan
berkomunikasi untuk menyampaikan ide dan pendapat yang ada didalam akal pikiran
kita.
Dalam
berbicara, menyampaikan pendapat, dan berkomunikasi ada beberapa hal yang perlu
kita ketahui dan kita pelajari sehingga dapat mempermudah dan memperlancar
proses penyampaian pendapat dan komunikasi. Oleh sebab itu kita perlu
mempelajari teknik dan taktik berbicara yang baik sehingga menimbulkan
timbal-balik yang berkesinambungan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi.
Teknik yang mempelajari tentang cara berbicara tersebut lebih dikenal dengan
sebutan “RETORIKA”.
Mempelajari
retorika sangat bermanfaat bagi manusia dalam menjalani proses kehidapan
sehari-hari. Terutama bagi para pemimpin yang sangat dianjurkan untuk
mempelajari masalah retorika sehingga dapat mendukung kedudukannya sebagai
pemimpin yang dituntun harus pandai dan ahli dalam menyampaikan pendapat dan
berorasi sehingga mendatangkan banyak pendukung dan pengikut.
Belajar
retorika juga sangat mendukung bagi kesuksesan manusia dalam menjani kehidupan
sehari-hari karna retorika adalah sebuah skill atau kemampuan yang sangat
penting bagi kepercayaan yang masyarakat berikan dan menjadi nilai lebih dan
pembeda antara masyarakat biasa dan masyarakat berpendidikan. Oleh sebab itu
marilah kita sama-sama mempelajari masalah retorika untuk kesuksesan kita semua
dalam kehidupan bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar